Keterampilan
Berbahasa
Keterampilan berbahasa
merupakan sesuatu yang penting untuk di kuasai setiap orang. Dalam masyarakat
setiap orang berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat
dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang
menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
Ada tiga macam
komunikasi :
1.
Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam
komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak
dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama.
Contoh :Pager, televisi, dan radio.
2. Komunikasi
Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim
dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui
media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
3.
Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam
komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi
berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy
Talkie, FAX, dan Chat
Room.
Keterampilan
berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat yang
keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa
yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manajer, jaksa,
pengecara, guru, dan wartawan. Dan juga dapat mengungkapkan
pikiran, dapat mengekspresikan perasaan, dan dapat melaporkan fakta-fakta yang
kita amati.
Aspek
keterampilan berbahasa ada empat yaitu :
1.
Keterampilan Menyimak (listening skills)
Menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif.
Menyimak bukan hanya sekedar kegiatan mendengarkan saja tetapi juga memahami. Ada
dua jenis situasi menyimak, yaitu menyimak secara interaktif dan secara
noninteraktif. Menyimak interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka atau
percakapan ditelepon dan sejenisnya. Sedangkan menyimak noninteraktif contohnya
yaitu mendengarkan radio, TV, khotbah.
Keterampilan mikro yang
harus dikuasai oleh penyimak :
1.
Menyimpan
unsure bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term
memory)
2.
Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti
dalam bahasa target
3.
Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna
suara dan intinasi,menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata,
4. Membedakan dan memahami arti
dari kata-kata yang didengar,
5. Mengenal
bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
6. Mendeteksi kata-kata kunci yang
mengidentifikasi topic dan gagasan;
7. Menebak
makna dari konteks,
8. Mengenal kelas-kelas kata,
9. Menyadari
bentuk-bentuk dasar sintaksis,
10. Mengenal
perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices)
11. Mendeteksi unsure-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi,
dan unsur-unsur lainnya.
2.
Keterampilan Berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan
salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Terdapat
tiga situasi berbicara yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Interaktif
misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak.
Semiinteraktif
misalnya pidato dihadapan umum secara langsung. Noninteraktif
misalnya
berpidato melalui radio atau televisi.
Ketrampilan
mikro yang harus dimiliki seorang pembicara yaitu :
1.
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya;
2.
Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga
pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara,
3.
Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat
4.
Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi
termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar;
5. Berupaya
agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar
6. Berupaya
mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
7. Berupaya
agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti
pembicaraan.
3.
Keterampilan membaca (reading skills)
Membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan
berbicara.
Keterampilan mikro yang harus
dimilki pembaca yaitu :
1. Mengenal
system tulisan yang digunakan,
2. Mengenal kosakata
3. Menentukan kata kunci yang
mengindentifikasi topik dan gagasan utama
4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split,
dari konteks tertulis
5. Mengenal
kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya
6.
Menentukan konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan
preposisi,
7. Mengenal
bentuk-bentuk dasar sintaksis,
8.
Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan dan partisipasi,
9.
Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan
10. Menggunakan
pengetahuan dan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic
utama atau informasi utama
11.
Membedakan ide utama dan detail-detail disajikan
12.
Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang
berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi
secara mendalam,
4.
Keterampilan menulis (writting skills)
Menulis merupakan
salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis
dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit diantar jenis-jenis
keteramilan berbahasa yang lainnya. Ini karena menulis bukan hanya sekedar menyalin
kata atau kalimat, tapi juga menegmbangkan dan menuangkan pikiran dalam suatu
stuktur tulisan yang teratur.
Keterampilan mikro berbhasa yang
diperlukan seorang penulis yaitu :
1. Menggunakan ortografi dengan
benar, termasuk di sini penggunaan ejaan,
2. Memilih
kata yang tepat,
3.
Menggunakan bentuk kata dengan benar,
4.
Mengurutkan kata dengan benar
5. Menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca,
6. Memilih
genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju,
7.
Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide atau
informasi tambahan,
8. Mengupayakan
terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,
9. Membuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai
subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk ditulis.
Keterkaitan antar aspek berbahasa :
1. Menyimak dan
Berbicara
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi
dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face
communication.
2.
Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa
keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
3. Berbicara
dan Menulis
Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa
keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti.
Subyakto-Nababan
(1993:153) dan Tarigan menjelaskan bahwa baik berbicara maupun menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan kegiatan
berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis adalah kegiatan berbahasa ragam tulis.
Kemudian, kegiatan menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak
langsung, sedangkan berbicara pada ummunya bersifat langsung. Ini berarti ada
kegiatan menulis yang bersifat langsung, misalnya komunikasi tulis dengan
menggunakan telepon seluler (sms) dan dengan menggunakan internet (chatting).
Sebaliknya adapula kegiatan berbicara secara tidak langsung misalnya melalui
pengiriman pesan suara melalui telepon seluler. Subyakto-Nababan menjelaskan
dengan diagram berikut ini.
4.
Membaca dan Menulis
Menulis
adalah kegiatan berbhasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan
kegiatan membaca yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna menyampaikan
gagasan, perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seseorang
membaca guna memahami gagasan, perasaaan atau informasi yang disajikan dalam
bentuk tulisan tersebut.
Dalam
kegiatan membaca, pemahaman seringkali kita harus menulis catatan-catatan,
bagan, rangkuman, dan komentar mengenai isi bacaan, guna menunjang pemahaman
kita terhadapa isi bacaan. Selain itu, mungkin kita pula terdorong untuk
menulis resensi atau kritik terhadapa suatu tulisan yang telah kita baca.
By : Wahyu, Atun, Miya
Sumber : Sunarti., Deri Anggraini (2009).Keterampilan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta : Universitas PGRI Yogyakarta.
By : Wahyu, Atun, Miya
Sumber : Sunarti., Deri Anggraini (2009).Keterampilan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta : Universitas PGRI Yogyakarta.