Rabu, 25 Desember 2013

Tempat Pre Wedding di BALI


Tukan Unda



Pantai Tegal Wangi



Danau Batur



Hutan Mangrove



Monumen Bajra Sandhi



Candi Dasa



Safari Unta



Selasa, 24 Desember 2013

Tempat Pre Wedding di Jakarta


Kota Tua, Jakarta



 Pantai Ancol, Jakarta



Hutan Mangrove, Jakarta



Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta



Ancol, Jakarta



Museum Taman Parasit, Tanah Abang Jakarta


Gumuk Pasir Parangtritis


          Pantai Parangtritis adalah pantai yang sangat terkenal di Kota Yogyakarta. Disebelah barat pantai Parangtritis terdapat bukit pasir yang juga berada didekat pantai Parangkusumo. Bukit pasir itu disebut juga Gumuk Pasir. Gumuk Pasir itu adalah satu-satunya yang ada di Asia Tenggrara. Gumuk Pasir ini terbentuk akibat material vulkanik Gunung Merapi  yang terbawa arus sungai Progo dan sungai Opak sampai ke muara. Kemudian ombak menghantamnya sampai ke daratan dan terbentuklah gumuk pasir itu. Namun gumuk pasir untuk sekarang ini terancam punah, karena vegetasi yang terjadi. Banyaknya tanaman yang terdapat di area gumuk pasir ini sehingga menyebabkan gumuk pasir ini hampir punah. Kita harus bisa menjaga gumuk ini agar tidak punah dan terus melestarikannya mengingat gumuk pasir ini adalah satu-satunya yang ada di Asis Tenggara.
 

Pantai Gesing Gunung Kidul



Pantai Gesing terletak di dusun Panjolomulyo Desa Girikarto Kecamatan Panggang Gunung Kidul jaraknya relatif tidak terlalu jauh dari Kotagede. Mungkin sekitar 35-40 km yang ditempuh selama kurang lebih satu jam (naik motor santai). Dari ibukota kecamatan Panggang masih ke timur lagi sampai ketemu dengan pohon beringin besar yang terletak di sebelah kiri (utara) jalan. Dari situ lalu belok kanan sampai sejauh mungkin sekitar 10an km untuk sampai di pantai Gesing. Kondisi jalan di rute tersebut masih cukup bagus. Hanya beberapa kilometer menjelang pantai yang kondisi jalannya rusak. Pantai Gesing ini belum dikelola secara resmi sehingga untuk masuk ke pantai ini juga masih gratis.  Tentu jangan berharap ada fasilitas yang memadai. Yang ada hanya toilet dan masjid yang terkadang airnya tidak ada. Warung pun tidak ada.
Pantai Gesing ini merupakan pantai nelayan. Walau pun begitu pemandangan di pantai ini relatif  menarik. Di sini kita bisa mancing ikan atau sekedar bermain-main air. Yang cukup menarik di pantai Gesing ini kita bisa mencari ikan hias laut di sela-sela batu karang yang terletak di pantai sebelah kiri. Pantai Gesing ini cocok buat orang yang seneng dengan ikan, baik mau nyari ikan dengan memancing atau mencari ikan hias dengan jaring. Pantai ini cocok juga buat orang yang senang dengan pantai yang tenang (sepi).
Sumber : http://www.blogwisata.com/pantai-gesing-gunung-kidul.htm

CANDI IJO





Menyusuri jalan menuju bagian selatan kompleks Istana Ratu Boko adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan, terutama bagi penikmat wisata budaya. Bagaimana tidak, bangunan candi di sana bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.
Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.
Ada pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu. Sosok tersebut dapat mempunyai beberapa makna. Pertama, sebagai suwuk untuk mngusir roh jahat dan kedua sebagai lambang persatuan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Persatuan tersebut dimaknai sebagai awal terciptanya alam semesta. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme.
Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak tersebut terdapat lubang-lubang udara atau ventilasi berbentuk jajaran genjang dan segitiga. Adanya tempat api pengorbanan merupakan cermin masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat pada Hindu Trimurti, yaitu Brahma, Siwa, dan Whisnu.
Salah satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Salah satu prasasti yang diberi kode F bertuliskan Guywan atau Bluyutan berarti pertapaan. Prasasti lain yang terbuat dari batu berukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan diantaranya yang terbaca adalah "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Bisa jadi, kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa saat itu. Apakah peristiwanya? Hingga kini belum terkuak.
Mengunjungi candi ini, anda bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di candi lain. Bila menghadap ke arah barat dan memandang ke bawah, anda bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. Pemandangan itu bisa dijumpai karena Pegunungan Seribu tempat berdiri candi ini menjadi batas bagian timur bandara. Karena keberadaan candi di pegunungan itu pula, landasan Bandara Adisutjipto tak bisa diperpanjang ke arah timur.

Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yang bermakna dan mengajak penikmatnya untuk berefleksi sehingga perjalanan wisata tak sekedar ajang bersenang-senang. Adanya banyak karya seni rupa hebat tanpa disertai nama pembuatnya menunjukkan pandangan masyarakat Jawa saat itu yang lebih menitikberatkan pada pesan moral yang dibawa oleh suatu karya seni, bukan si pembuat atau kemegahan karya seninya.

KEBUN TEH KEMUNING KABUPATEN KARANGANYAR





Kebun teh kemuning berada di antara candi sukuh dan candi cetho, yang terletak di Kabupaten Karanganyar sekitar 40 Km dari kota Surakarta. Perkebunan the ini berada di ketinggian 800- 1400 meter diatas permukaan laut, menjadikan tempat ini selalu berhawa dingin.
Di perkebunan teh ini anda bisa berjalan menikmati hamparan hijaunya kebun teh dengan kesegaran udara yang sangat luar biasa, dari sini anda juga bisa melihat pemandangan yang berada dibawah bukit teh, keindahan hutan yang masih asri menjadi daya tarik pemandangan tersendiri. Kebun teh kemuning memang cocok bagi anda yang sedang menikmati liburan bersama keluarga meninggalkan aktivitas kehidupan kota, disini anda bisa menenangkan pikiran sambil bercanda tawa dengan keluarga. Menyusuri kebun ini anda akan menemukan wanita muda maupun paru baya sedang memetik daun teh menambah keharmonisan tempat ini. Cocok bagi anda yang ingin berlibur bersama keluarga dan yang sedang ingin berdua dengan pasangan, suasana yang begitu segar dan mewah bisa menambah kehangatan bersama pasangan. Disana juga banyak terdapat warung-warung tempat untuk beristirahat menikmati pemandangan.

Masyarakat yang ramah, dan mempunyai sopan santun yang baik yang akan membuat anda betah berlama- lama berada ditempat ini. Bagi anda yang sedang berlibur kedaerah Surakarta dan sedang merencanakan liburan, kebun teh kemuning bisa anda jadikan tujuan liburan keluarga anda, kepuasan pemandangan yang masih asri dan hamparan hijaunya daun teh akan anda  dapatkan disini bersama keluarga anda. Pemandangan yang tak kalah dari Puncak Bogor. Untuk biaya masuk kebun teh kemuning ini dikenakan biaya Rp. 1.000/motor da Rp 5.000/mobil

Selasa, 17 Desember 2013

CERPEN "KADO TERAKHIR"

KADO TERAKHIR

Sinar surya telah menampakkan cahayanya di pagi yang cerah, dan disambut oleh kicauan burung yang saling bersahutan. Aku terbangun dari tidurku dan menatap cahaya sang surya lewat jendela kamar. Kemudian aku bergegas mandi, setelah selesai aku menuju meja makan disana ayah sedang duduk membaca koran sembari menunggu ibu menyiapkan sarapan.
“Selamat pagi ayah, Ibu!” sapaku dengan semangat.
“Selamat pagi sayang” balas ayah dan ibu.
“Semangat sekali pagi ini Nin?” kata Ayah.
“Iya dong yah, gak sabar nunggu Kak Bagus pulang” kataku dengan penuh semangat dan penuh senyuman.
Ayah dan ibu hanya tersenyum melihat tingkahku.
Kak Bagus adalah kakak laki-lakiku, dia bekerja sebagai TNI AD yang ditugaskan didaerah Papua, sudah 2 tahun dia tidak pulang dan kemarin dia memberikan kabar bahwa dia akan mengambil cuti dan pulang ke Bandung.
Ibu telah selesai menyiapkan sarapan, dan kami sarapan pagi bersama-sama. Setelah selesai sarapan aku berangkat sekolah bersama ayah yang juga akan berangkat ke kantor. Aku bersekolah di SMA 1 BANDUNG yang jaraknya sekitar 20 menit dari kompleks rumahku. Tak berapa lama aku sampai disekolah, sebelum masuk tak lupa aku cium tangan ayah.
“Hati-hati ya Nina, belajar yang bener biar kakakmu senang” pesan ayah sebelum aku masuk.
“Iya Ayah” jawabku.
Tepat jam 14.00 aku pulang, sesampainya dirumah aku langsung bertanya kepada ibu
“Kak Bagus mana bu?”
“Belum datang Nina”
“Huhhh....memangnya kakak tidak telfon tadi bu, kira-kira sampai disini jam berapa?”
“Tidak Nina, sabar dulu mungkin kakakmu masih dijalan. Sudah sana ganti baju dulu, cuci kaki lalu makan”
“Nanti bu aku mau nunggu kak bagus dulu”
Ibu tahu bahwa aku sangat merindukan Kak Bagus jadi ibu membiarkanku menunggu kakak diruang tamu sembari menonton televisi. Pandangan mataku tak bisa lepas dari pintu, aku sudah tidak sabar karena aku sangat merindukan kak bagus. Terdengar suara mobil didepan rumah, aku langsung bergegas berlari keluar dengan cepat, ternyata itu suara mobil ayah yang baru saja pulang kerja. Aku menghampiri ayah dengan wajah sedikit kecewa dan murung.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”
“Kamu kenapa nin, kenapa wajahmu murung seperti itu?”
“Kak bagus belum datang yah”
“Kakakmu sudah dijalan, sebentar lagi sampai”
“Benarkah ayah? hoorrreeeee!!!”
Tak berapa lama kemudian ada suara mobil datang, aku bergegas keluar dan aku lihat seorang laki-laki yang gagah turun dari mobil itu. Ternyata itu benar kakakku, aku berlari keluar dan langsung memeluk kakak.
“Kakakkkk!!!!!”
“Halo adik kecilku!”
“Kenapa kakak datangnya lama sekali, aku seharian nungguin kakak”
“Maaf Nina, tadi jadwal penerbangannya ditunda”
Kemudian ayah dan ibu keluar, mereka langsung memeluk kakak dengan hangat karena mereka juga sangat merindukan kakak. Kemudian kami semua masuk kedalam rumah dan berbincang-bincang dengan kak bagus. Setiap kali kakak pulang dia selalu membawakanku oleh-oleh, karena adik Kak Bagus hanya aku jadi dia sangat memanjakanku dan dia menyayangiku. Biasanya kakak mendapat cuti 14 hari, tapi karena di Papua sering ada perang antar suku dan kerusuhan lain jadi kakak hanya mendapat cuti 10 hari dan itu membuatku sedih. Dan yang membuatku lebih kecewa adalah 3 hari setelah cuti Kak Bagus selesai adalah hari ulang tahunku. Padahal aku ingin sekali merayakan hari ulang tahunku bersama kak bagus. Walaupun setiap ulang tahunku dia selalu mengirimkan hadiah untukku, tapi sama saja Kak Bagus tidak bisa datang dan kali ini pun sama.
Tak terasa 10 hari sudah berlalu, aku melewati 10 hari ini bersama kakak, dia mengantarkanku ke sekolah, berlibur kepantai bersama ayah dan ibu. Dan sekarang waktunya kakak kembali ke Papua, dia sudah bersiap-siap mengemas baju. Dan kami mengantar kakak ke bandara, kakak berpamitan dan memeluk ayah, ibu dan aku. Walaupun sudah sering ditinggal seperti ini tapi tetap saja setiap kakak akan kembali bertugas aku selalu menangis.
“Hati-hati ya nak, jaga dirimu baik-baik, makan yang teratur, jangan lupa solat, dan selalu berdoa kepada allah setiap akan bertugas” pesan ayah dan ibu
“Iya ayah, ibu, aku tidak akan lupa semua pesan ayah dan ibu” jawab kakak
Aku berkata sambil memeluk erat kakak.
“Hati-hati ya kak, jaga diri kakak”
“Iya adik kecilku, jangan khawatir kakak akan baik-baik saja”
Kemudian kakak berjalan menuju pesawat yang akan mengantarkannya kembali ke tugasnya, entah mengapa aku merasa sedih sekali ditinggal kak bagus.
Dua hari setelah kakak pergi, dia menelfon memberitahu bahwa dia akan bertugas manjaga demonstran yang akan berdemo. Kami semua khawatir karena orang-orang papua kalau berdemo pasti anarkis dan pasti akan terjadi bentrok.
Aku, ayah, dan ibu sedang menonton televisi, kami melihat berita tentang demo besar-besaran di Papua. Dan benar, terjadi bentrok antara petugas dan demonstran, kami semua bertambah khawatir. Hari berikutnya tepat dihari ulang tahunku, dikabarkan bahwa banyak korban jiwa yang berjatuhan baik dari TNI maupun demonstran. Aku tak meminta kado apapun dihari ini, aku hanya meminta agar kakakku selamat dalam menjalankan tugasnya. Tetapi entah mengapa perasaanku sangat tidak enak, gelisah dan terus memikirkan kak bagus, kekhawatiranku bertambah karena kak bagus tidak dapat dihubungi.
“Kringgg...kringggg” telefon berdering
Lalu aku mangangkatnya, aku berpikir mungkin itu telefon dari Kak Bagus. Ternyata bukan, itu telefon dari teman Kak Bagus.
“Halo, assalamu’alaikum”
“Selamat sore, apa benar ini kediaman Sertu Bagus Pamungkas?”
“Benar, maaf ini siapa ya?”
“Saya Sertu Mulyono dari papua ingin mengabarkan bahwa Sertu Bagus meninggal saat bertugas”
Telefon yang aku pegang jatuh kelantai, aku terdiam beberapa saat, kemudian aku menangis sesenggukan. Lalu ayah dan ibu menghampiriku, mereka bingung dan bertanya kenapa aku menangis. Karena telefon belum putus ayah mangambil telefon dan menayakan apa yang terjadi, dan Sertu Mulyono menceritakan semuanya, ayah dan ibu juga kaget mendengar berita itu, dan mereka juga menangis dan merasa terpukul. Aku tidak pernah membayangkan tepat dihari ulang tahunku aku kehilangan kakakku untuk selamanya.
Kemudian setelah semuanya diurus jenazah Kak Bagus akan dipulangkan dan dimakamkan di Bandung. Kami yang dirumah menyiapkan segala sesuatunya dan menuggu kadatangan jenazah Kak Bagus. Selang dua hari jenazah kak bagus tiba, aku menangis histeris, terpukul, sedih melihat kakakku pulang dengan keadaan terbujur kaku. Begitu juga dengan ayah dan ibu, bahkan ibu sempat pingsan. Ayah juga sedih, tapi ayah sudah ikhlas karena itu sudah menjadi resiko dan bangga karena kakak meninggal dalam melaksanakan tugas. Hari itu juga jenazah Kak Bagus dimakamkan, banyak teman-teman Kak Bagus yang datang, begitu juga dengan teman ayah, ibu, dan teman-temanku. Aku menangis sesenggukan selama perjalanan dari rumah kemakam, aku tak bisa menahan betapa perihnya hatiku kehilangan kakak tercinta. Setelah proses pemakaman selesai, para takziah pulang. Aku langsung menuju kekamar kak bagus melihat foto-fotonya dan air mataku kembali berlinang. Kemudian ibu masuk kekamar menghampiriku, membawa sebuah kotak kado.
“Sudah nina ikhlaskan kakakmu pergi, dia tidak akan senang melihatmu sedih seperti ini”
Aku hanya terdiam memandang foto kak bagus dan tidak menggubris kata-kata ibu.
“Sebelum kakakmu pulang ka papua, dia membelikan sesuatu untukmu. Dia berpesan agar ibu memberikan ini saat ulang tahunmu dan sekarang ibu berikan ini padamu”
Aku terdiam memandang kado yang diberikan oleh ibu, lalu pelan-pelan aku buka kado itu ternyata berisi sebuah sepatu. Sebuah sepatu yang aku inginkan dari dulu, aku tambah menangis histeris karena itu merupakan kado terakhir dari Kak Bagus. Aku bisa mengenang Kak Bagus dari kado terakhir yang dia berikan.


Minggu, 24 November 2013

BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA



Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Aktivitas pergerakan : Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.
Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut :
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".
Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian. Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.
Dalam pengasingan : Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.
Pengabdian pada masa Indonesia merdeka : Patung Ki Hajar Dewantara : Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Taman Siswa : Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.


Senin, 18 November 2013

PANTAI POK TUNGGAL



DRAMA BANDUNG BONDOWOSO dan RORO JONGGRANG karya PEMUDA TERUMAN



















DRAMA BANDUNG BONDOWOSO dan RORO JONGGRANG
Karya PEMUDA TERUMAN
Setelah beberapa tahun tidak mengadakan drama didesa teruman, pada peringatan HUT Kemerdekaan 2013 kemarin kami PEMUDA TERUMAN mengadakan drama kembali. Awalnya kami ragu apakah kami bisa, tapi dengan keyakinan dan kerja keras kami yakin bisa. Kami mulai latihan 2 bulan sebelum drama ini dimulai. Latihan dimulai 2minggu sekali. Setelah mendekati hari H kami berlatih 1minggu dua kali. Kami juga membuat properti bersama-sama. Saat hari H tiba kami berusaha tampil dengan percaya diri. Dan akhirnya drama yang dikemas dengan unsur komedi ini berjalan dengan lancar. Kami berhasil membuat orang-orang yang menyaksikan tertawa, dan itu merupakan suatu kebanggan untuk kami.
Semoga kami dapat memberikan persembahan lainnya. ^ ^