IPA

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN INDERA
Indera adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar.  Agar dapat dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi empat syarat mutlak, yaitu:
1.      Adanya stimuluos atau perubahan lingkungan yang mampu untuk membangkitkan respon sistem syaraf.
2.      Reseptor atau organ indera harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls syaraf.
3.      Impuls syaraf harus dihantarkan sepanjang lintasan syaraf dari reseptor atau organ indera ke otak.
4.      Pusat indera yang bersangkutan di otak harus menerjemahkan impuls syaraf yang diterimanya menjadi sebuah pesan.
B.     BAGIAN INDERA MANUSIA
1.         Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
·            Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
·            Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
·            Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.
1)   Bagian-bagian Mata
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
a.      Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b.      Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c.       Selaput Jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
·           Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
·           Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
Selain itu mata juga memiliki bagian dengan fungsinya masing-masing. Fungsi bagian mata yaitu sebagai berikut:
a.    Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
b.   Lensa mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa mata.
c.    Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
d.   Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
e.    Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim ileh saraf mata ke otak.
f.    Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata.
g.   Saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak.
2)   Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a.    Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b.    Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c.    Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d.   Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e.    Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
3)   Gangguan pada Mata
a.         Rabun Dekat
Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini disebabkan
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
b.        Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
c.         Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung.
d.        Rabun Senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
e.         Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia), dan hijau (deuteranopia).
f.          Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g.         Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
h.        Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris.
i.           Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
2.    Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
1)   Bagian-bagian Telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

a.    Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
1)    Daun telinga, berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang   masuk. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut- rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Daun telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung telinga bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak.
2)    Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
3)    Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
4)    Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
b.     Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustsachius dan tiga tulang pendengaran.
1)    Gendang telinga, merupakan selaput yang menerima gelombang bunyi dan memisahkan antara telinga luar dan telinga dalam.
2)    Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
3)    Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.  Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
c.    Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut :
1)   Alat keseimbangan tubuh.
2)   Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
3)   Tingkap bundar dan rumah siput (koklea), berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran. Koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang keong serta berisi cairan limpa. Koklea tersebut berbentu saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skal vestibule dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala festibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikontrema. Skala festibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale), sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala festibuli denga skala media terdapat membran reissner, sedangkan anrata skala media denga skala timpani terdapat membrane basiler. Didalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membrane tektorial yang sejajar dengan membrane basiler.
Didalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor fibrasi). Sel- sel rambut tersebut terletak di atara membrane basiler dan membrane tektorial dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf  yang bergabung membentuk saraf pendengar.
4)   Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2)   Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
3)   Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
a.         Tuli, tuli ada dua macam yaitu:
·         Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
·         Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
b.         Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
c.         Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.
d.        Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.  Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
e.         Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
f.          Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
g.         Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
3.    Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau  atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut :
1. Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.


Fungsi bagian indera pembau:
a.       Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b.      Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c.       Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indera pembau
d.      Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
e.       Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan ke otak.

Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan-kelainan antara lain sebagai berikut:
1.  Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2. Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.           
3.  Sinusitis paranasalis, yaitu gangguan indera penghidu yang terjadi karena radang tulang-tulang tengkorak sekitar hidung yang berongga dan berisi udara. Anak yang menderita gangguan ini biasanya sering mengalami batuk pilek. Karena itu, sebaiknya anak dihindarkan dari faktor pencetus terjadinya serangan batuk pilek seperti udara kering dan suhu yang hangat.
4. Polip, merupakan gangguan yang terjadi karena adanya tumbuh selaput lendir hidung yang menonjol. Gangguan polip biasanya dapat diatasi dengan cara operasi.

4.    Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Ada tiga jenis papila yang ada dipermukaan lidah yaitu:
·      Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
·      Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
·      Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila ini lebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
1)   Macam-macam gangguan pada lidah
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C. Kelainan pada lidah diantaranya:
a.    Kelainan kongenital pada lidah:
1.    Microglossi, yaitu keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut sindroma Pierre-Robin.
2.    Macroglossi, yaitu lidah sangat besar, mudah terkena infeksi. Disebabkan kretinisme kongenital dan idiopatik (mungkin hipotiroid pada ibu). Dapat dijumpai neurofibroma dan/hemangioma.
3.    Median rhomboid glossitis, kelainan kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak tumbuh. Histologisnya seperti radang sehingga ada yang menggolongkannya sebagai radang namun secara patogenesis kelainan ini bersifat kongenital.
4.    Tuberkulum impar, pada bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua tuberkulum lateral lidah, sehingga tanpa epitel dan berbentuk belah ketupat.
5.    Tounge tie, yaitu lidah seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum lidah terlalu panjang.
6.    Scrotal tounge, lidah seperti skrotum dengan fisura-fisura yang terlalu dalam dan rugae-rugae kasar.
7.    Bifid tounge, Lidah terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri terganggu. Tie Tounge, Scrotal Tounge, dan Bifid Tounge merupakan merupakankelainan kongenital yang secara fungsional tidak mengganggu.Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut merupakan Radang Mukosa Mulut dan Gingiva Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal.
2)   Macam-macam penyakit pada lidah
1.    Kanker lidah
Kanker lidah adalah kanker yang terjadi pada lidah. Kanker lidah adalah jenis umum dan serius dari kanker kepala dan leher. Kondisi ini biasanya muncul sebagai sel skuamosa (tempat, benjolan putih atau ulkus) pada lapisan luar lidah. Studi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat nikotin dan ketergantungan alkohol memiliki insiden yang lebih tinggi kanker lidah. Lebih dari 10.000 orang Amerika didiagnosa setiap tahun dengan kanker lidah. Ketika kanker terbentuk di depan dua-pertiga dari lidah, itu diklasifikasikan sebagai jenis kanker rongga mulut disebut kanker lidah mulut. Kanker yang berkembang di sepertiga sisanya lidah disebut kanker dasar lidah dan dianggap sebagai bentuk tenggorokan (orofaringeal) kanker.
a.    Penyebab kanker lidah
Asap rokok yang mengepul dalam rongga mulut dan terkena lidah dapat memicu kanker lidah. Selain asap rokok, kebiasaan minum alkohol dapat memicu munculnya kanker lidah, selain itu pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetik dapat menjadi penyebab kanker lidah.
b.    Gejala dan tanda yang dapat muncul pada kanker lidah adalah:
·      biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat,
·      mudah berdarah,
·      nyeri lokal
·      nyeri yang menjalar ke telinga,
·      nyeri menelan,
·      sulit menelan,
·      pergerakan lidah menjadi semakin terbatas.
c.    Pengobatan kanker lidah
Pengobatan kanker lidah berdasarkan stadium kanker, umumnya dilakukan dengan operasi, radioterapi atau kemoterapi. Kanker pada dasar lidah biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi (kemoradiasi), kadang-kadang diikuti dengan pembedahan.
2.    Sariawan
Sariawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa lukapada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi. Sariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit. Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.
3.    Geografic tongue
Penyakit ini membuat lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal. Gangguan tersebut biasanya terjadi pada anak usia di atas 2 tahun, seringkali penderita alergi mengalami keluhan seperti ini. Geographic tongue seringkali terjadi bila terjai gangguan pada saluran cerna. Penyebab gangguan ini bisa karena alergi makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk atau pilek. Gangguan tersebut biasanya disertai gangguan pencernaan lainnya di antaranya:
a.    Saluran cerna: mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak. mual pagi hari. sering buang air besar (bab)  3 kali/hari atau lebih, sulit bab (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. sering kembung, sering buang angin dan bau tajam. sering nyeri perut.
b.    Gigi dan mulut : nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah. bibir kering dan mudah berdarah, sering sariawan, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
c.    Saluran napas dan hidung : batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering menarik napas dalam.
d.   Kulit : kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. warna putih pada kulit seperti ”panu”. sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
e.    Pembuluh darah vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah. 
f.     Otot dan tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari saluran kencing : sering minta kencing, bed wetting (semalam  ngompol 2-3 kali).
g.    Mata : mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). kulit hitam di area bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
h.    Hormonal : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan.
i.      Kepala, telapak kaki/tangan sering teraba hangat. berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac). keringat  berbau. 
j.      Fatique :  mudah lelah, sering minta gendong
Perilaku yang sering menyertai
a.    Gerakan motorik berlebihan anak tidak bisa diam, sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}. ”tomboy” pada anak perempuan : main bola, memanjat dll.
b.    Gangguan tidur malam : sulit tidur bolak-balik ujung ke ujung, tidur posisi “nungging”, berbicara,tertawa,berteriak, sering terbangun duduk saat tidur,,mimpi buruk, “beradu gigi”
c.    Agresif meningkat sering memukul kepala sendiri, orang lain. sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
d.   Gangguan konsentrasi: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi,main game, baca komik, belajar. mengerjakan sesuatu  tidak bisa lama, tidak teliti, sering kehilangan barang, tidak mau antri, pelupa, suka “bengong”, tapi anak tampak cerdas
e.    Emosi tinggi (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, negatifisme 
f.     Gangguan keseimbangan koordinasi dan motorik : terlambat bolak-balik, duduk, merangkak dan berjalan. jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter ”w”. 
g.    Gangguan oral motor : terlambat bicara, bicara terburu-buru, cadel, gagap. gangguan menelan dan mengunyah, tidak bisa  makan makanan berserat (daging sapi, sayur, nasi) disertai keterlambatan pertumbuhan gigi.
4.    Coated tongue
Coated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas permukaan lidah, yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel (Danser et al, 203).
Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue dari pada pasien yang lebih muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan coated tongue akan semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi pada permukaan lidah (Danser et al, 2003). Coated tongue akan menyebabkan terjadinya penumpukan bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang peka(Quirynen et al, 2004).
a.    Etiologi
Secara mikroskopis pembentukan coated tongue berhubungan erat dengan tingkat multipikasi sel epitel, kuantitas dari desmosom dan granul pada selaput membrane (Danser et al, 2003). Berikut adalah beberapa presdisposisi terjadinya coated tongue (Scully, 2001):
·      Edentulous
·      Diet makanan lunak
·      Oral hygiene yang buruk
·      Puasa
·      Demam
·      Xerostomia
·      Konsumsi berbagai obat
·      Patofisiologi
Pada dasarnya, permukaan atas lidah adalah daerah yang rentan iritasi. Iritasi ini sering disebabkan oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang kasar. Hal tersebut menyebabkan bagian permukaan lidah membentuk perlindungan berupa lapisan dari keratin yang menegelupas (telah mati). Pada keadaan tidak normal keseimbnagan tersebut terganggu sehingga meneyebabkan coated tongue. Coated tongue juga dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan keratin tidak terangsang untuk mengelupas (AOMP, 2005)
b.    Gambaran klinis
Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang menutupi bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuasmasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengeriokan tanpa meniggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully, 2001)
c.    Diagnosis banding
·      Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari Candida albicans. Pertumbuhan candidiasis berlebih dapat disebabkan oleh iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek, dan xerostomia. Lesi ini tampak sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan bergumpal yang dapat dikerok namun meninggalkan permukaan eritem kasar, atau berdarah. Pada kondisi candidiasis daerah rongga mulut yang biasanya terkena adalah dorsum lidah, palatum dan sudut bibir.
·      Hairy leukoplakia
Hairy leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia yang menunjukkan infeksi dan imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan ventralnya. Berasal dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti rambut dari lapisan permukaan parakeratotik serta menimbulkan plak berkerut tebal dan luas berwarna putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak hilang bila dikerok (Langlais dan Miller, 1994)
·      Hairy tongue
Hairy tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut. Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Warna tersebut adalah akibat dari faktor-faktor intrinsik (organism kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau). Lesi tersebut biasanya mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal lidah , menyebar ke lateral dan ke anterior. Papila filiformis yang terlibat akan beru.bah warna dan memanjang sampai beberapa millimeter. Hairy tongue biaanya tanpa gejala, namun dalam keadaan yang parah hairy tongue dapat menyebabkan gatal pada lidah (Langlais dan Miller, 1994)
h.    Terapi
Terapi untuk coated tongue adalah sebagai berikut (Scully, 2001)
a.    Terapi faktor yang melatarbelakangi terjadinya coated tongue
b.    Meningkatkan oral hygiene
c.    Membersihkan lidah
Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen tongue-scraping yang terbuat dari bahan plastik, atau dapat digunakan bagian cekung dari sendok sebagai alternatif. Membersihkan lidah dengan sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat mengurangi rasa mual saat membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahap-tahap membersihkan lidah dengan tongue scraper (Danser et al, 2003):
·      Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya
·      Perhatikan daerah dengan akumulais debris pada lidah, debrismya biasanya terletak pada daerah paling posterior pada dorsum lidah
·      Letakkan tongue scraper seposterior mungkin pada dorsum lidah
·      Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah
·      Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan perlahan-lahan
·      Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir. Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi.
·      Bersihkan dan keringkan tongue scraper
·      Gunakan peroxide atau asam ascorbic sebgai obat kumur
5.    Fissured Tongue
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.
6.    Atropic Glossitis
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.

7.    Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
8.    Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
3)   Gangguan pada selaput lidah
1.    Warna lidah
Warna lidah normal adalah pink. Bila lidah berubah seperti di bawah ini kemungkinan menderita beberapa penyakit.
a.    Putih, menunjukkan defisiensi Qi dan Xue tampak pada superficial (luar) atau sindrom dingin
b.    Kuning, menunjukkan sindrom panas di dalam
c.    Kuning tua, biasanya dijumpai pada demam tinggi
d.   Abu-abu, menunjukkan panas atau dingin di dalam
e.    Merah, menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adantya panas pada jantung. Jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya gangguan ginjal dan kandung empedu
f.     Ungu, menandakan adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan
g.    Biru, menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah
h.    Hitam, menunjukkan penyakit yanh berbahaya, menunjukkan panas yang kuat/dingin
i.      Hitam keabu-abuan, menunjukkan adanya penimbunan panas pathogen
j.      Keabu-abuan, kuning, lengket menunjukkan panas hebat karena kekurangan Yang.
k.    Hitam, kuning, kering dengan tanduk pada permukaan lidah menunjukkan pemakaian cairan tubuh oleh panas yang hebat.
2.      Kualitas Lidah
a.    Tebal, yang menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang disebabkan karena:
·      Yang defisiensi pada ginjal dan limpa
·      Retensi dan stagnasi dari dahak-lembab
b.    Tipis, menunjukkan terjadinya defisiensi darah dan Qi kalau disertai warna pucat, dan defisiensi Yin kalau disertai warna merah dan tidak ada selaput. Kondisi lidah yang tipis menunjukkan bahwa kondisi penyakitnya telah menahun. Dapat juga karena defisiensi Yin yang mengarah pada api hati.
c.    Kering, menunjukkan adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan tubuh
d.   Kering, kasar, berduri (rough coating), disebabkan karena cairan Yin menguap/tidak cukup, bisa juga karena kekurangan/tidak adanya Yang Qi untuk mendorong ke atas.
e.    Licin, basah (sliperry coating), menunjukkan retensi lembab di interior.
f.     Berminyak (greasiness) menunjukkan:
Ø Keadaan lembab
Ø Dyspepsia
Ø Lembab panas karena penekanan Yang Qi oleh pathogen
g.    Koagulasi (curdiness), menunjukkan naiknya faktor-faktor pathogen busuk dari lambung karena terjadi excessive panas di lambung
h.    Mengelupas (exfoliation), merupakan manifestasi kegagalan Yin lambung/gangguan Qi lambung.
Gambar kualitas lidah
i.      Lidah tak berakar (root – scrapping), menunjukkan :
Ø Kalo lapisan itu mempunyai akar ( menutup seluruh lidah) menunjukkan excess syndrome ( sindrom panas) dimana Qi lambung dalam keadaan cukup (disebut false coating)
Ø Kalo lapisan itu tidak punya akar (menutup sebagian lidah saja ) menunjukkan sindrom dingin dari lambung/ Qi yang kurang dari lambung (true coating).
5.      Indera Peraba (Kulit)
Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung saraf berselaput
Rangsangan
Korpuskel pacini
Tekanan
Korpuskel ruffini
Panas
Korpuskel krause
Dingin
Korpuskel meissner
Sentuhan
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Fungsi bagian-bagian kulit:
a.  Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
c.  Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d. Otot penggerak rambut berfungsi mengatur gerakan rambut\
e.  Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan-kelainan pada kulit antara lain sebagai berikut:
1.  Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2. Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
3. Skabies/ kudis, disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain.
4. Biang keringat, dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
5. Panu dan kurap,  merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di daerah lipatan-lipatan kulit yang dipicu oleh kelembapan. Gejala yang tampak pada gangguan kulit ini antara lain gatal-gatal bersisik, berwarna putih (panu) dan kemerahan (kurap).
6. Kusta, merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh Micobacterium leprae. Gejalanya terdapat benjol-benjol kecil berwarna merah muda atau ungu pada kulit. Benjolan ini dapat menyebar secara berkelompok hingga sampai ke mata dan hidung serta menyebabkan pendarahan.
7. Bisul / Furunkel, adalah penyakit kulit berupa benjolan, berwarna merah , akan membesar dan berisi nanah, berdenyut dan terasa panas dan bisa tumbuh di hampir semua bagian tubuh. Tetapi umumnya lebih sering tumbuh pada bagian yang lembap seperti sela bokong, lipatan paha, leher, kepala dan ketiak.
Bisul ini disebabkan karena infeksi bakteri Stafilokokus aureus di kulit lewat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak yang bisa menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang bisa memengaruhi tingkat risikonya terkena bisul adalah kebersihan yang buruk, pelemahan diabetes, infeksi luka, kosmetik yang membuat pori tersumbat dan bahan kimia
.
8. Campak / Rubella Campak adalah penyakit kulit menular yang diakibatkan oleh virus dan biasanya menginfeksi anak-anak. Gejala awal penyakit campak adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan lesu, berkurangnya nafsu makan dan radang mata. Kemudian timbul ruam merah yang gatal yang menyebar ke seluruh tubuh.
9. Psoriasis, merupakan penyakit kulit yang sulit didiagnosa. Bagian tubuh yang biasa terkena eksim sama dengan bagian tubuh yang biasa terkena psoriasis, ditambah kulit kepala, punggung bagian bawah, telapak tangan, dan telapak kaki. Stres, trauma, dan tingkat kalsium yang rendah dapat menyebabkan psoriasis.
Psoriasis bukan penyakit menular, tetapi bersifat menurun. Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit yang terkena hanya kecil, dan semakin lama semakin melebar.
10. Melanoma, merupakan kanker kulit yang sangat serius, sehingga dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati. Melanoma adalah jenis kanker yang menyebabkan perubahan tahi lalat pada kulit, sangat berbahaya jika muncul pada leher atau kulit kepala. Salah satu tanda terjadinya melanoma adalah tahi lalat yang membesar. Selain itu terjadi perubahan warna pada tahi lalat serta terlihat tanda peradangan pada kulit disekitar tahi lalat.
11.  Impetigo adalah penyakit kulit menular yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Impetigo menyebabkan kulit menjadi gatal, melepuh berisi cairan dan kulit menjadi merah. Impetigo sangat mudah terjadi pada anak berusia dua sampai enam tahun. Bakteri biasanya masuk ke dalam kulit melalui gigitan serangga, luka, atau goresan. Kebersihan sangat penting bagi orang yang mengalami impetigo.



DAFTAR PUSTAKA