BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN INDERA
Indera
adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan
lingkungan. Alat indera adalah organ yang
berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki reseptor
sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam
dirinya atau datang dari luar. Agar dapat dapat terjadi suatu penginderaan
harus dipenuhi empat syarat mutlak, yaitu:
1.
Adanya
stimuluos atau perubahan lingkungan yang mampu untuk membangkitkan respon
sistem syaraf.
2.
Reseptor
atau organ indera harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls
syaraf.
3.
Impuls
syaraf harus dihantarkan sepanjang lintasan syaraf dari reseptor atau organ
indera ke otak.
4.
Pusat
indera yang bersangkutan di otak harus menerjemahkan impuls syaraf yang
diterimanya menjadi sebuah pesan.
B.
BAGIAN
INDERA MANUSIA
1.
Indera
Penglihatan (Mata)
Mata adalah
organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata
terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata
dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot
penggerak mata, yaitu:
·
Muskulus
rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola
mata.
·
Muskulus
obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke
dalam.
·
Muskulus
obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang
berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi
untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan
muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator
palpebralis superior.
1)
Bagian-bagian Mata
Bola mata tersusun oleh selaput
mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih,
koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
a.
Selaput
putih
Selaput putih (sklera) adalah
bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan
lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah
melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan
bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea.
Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya
yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b.
Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan
lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh
darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke
mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar
mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna
mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang
merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang
telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau
warna yang akan menentukan warna mata seseorang yaitu warna mata biru,
hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di
bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas
cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot
iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk
ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di
belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk
mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya
lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat
dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik
dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada
mata normal adalah tak terhingga.
c.
Selaput
Jala
Selaput jala disebut juga retina.
Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap
cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik
kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan
sel batang:
·
Sel
kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan
protein iodopsin.
·
Sel
batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan
protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk
apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah dari tempat
terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas
beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan
protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin
A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
Selain itu mata juga memiliki
bagian dengan fungsinya masing-masing. Fungsi bagian mata yaitu sebagai
berikut:
a.
Kornea
mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata
yang lebih dalam.
b.
Lensa
mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke
lensa mata.
c.
Iris
berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
d.
Pupil
berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
e.
Retina
berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim ileh saraf mata
ke otak.
f.
Otot
mata berfungsi mengatur gerakan bola mata.
g.
Saraf
mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak.
2)
Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya
yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang
dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a.
Cahaya
yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan
melalui pupil.
b.
Intensitas
cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c.
Daya
akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik
kuning.
d.
Pada
bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
e.
Cahaya
yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
3)
Gangguan pada Mata
a.
Rabun
Dekat
Rabun dekat
disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini
disebabkan
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
b.
Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan
mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh
disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu
panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan
retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung.
Lensa cekung merupakan lensa negatif.
c.
Rabun
jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga
presbiopi atau rabun tua ialah suatu keadaan di mana
lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya
daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya
diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45
tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu
jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung
dan cekung.
d.
Rabun
Senja
Rabun senja atau rabun ayam
adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat
remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein
rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus
banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
e.
Buta
Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan
mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta
warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna
separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja
(monokromat). Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna
tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia), dan hijau
(deuteranopia).
f.
Katarak
Katarak atau bular mata merupakan
gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata
keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu
karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian
obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan
kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55
tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g.
Juling
Juling adalah kelainan mata yang
disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika
penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan
jalan operasi.
h.
Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris
adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau
kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau
lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak,
garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas
atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
i.
Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang
terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma
sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama,
tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga
menimbulkan kebutaan.
2. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia
mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain
sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan
tubuh manusia.
1)
Bagian-bagian Telinga
Telinga
manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian
tengah, dan bagian dalam.
a.
Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi
untuk menerima dan mengumpulkan suara yang
masuk. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan
rambut- rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat
kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang
telinga tidak kering. Daun telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan
fibrosa, kecuali pada ujung telinga bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas
lemak.
2)
Saluran
telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
3)
Kelenjar
minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
4)
Membran
timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
b.
Telinga
bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di
sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk
meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada
telinga tengah terdapat saluran Eustsachius dan tiga tulang pendengaran.
1)
Gendang
telinga, merupakan selaput yang menerima gelombang bunyi dan memisahkan antara
telinga luar dan telinga dalam.
2)
Saluran
Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga
tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan
menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam
keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
3)
Tulang
pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga
bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang
telinga dan tingkap jorong.
c.
Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi
mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun
telinga bagian dalam adalah sebagai berikut :
1)
Alat
keseimbangan tubuh.
2)
Tingkap
jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
3) Tingkap bundar dan rumah siput (koklea),
berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf
pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat
ujung-ujung saraf pendengaran. Koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya
sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang keong serta berisi cairan limpa.
Koklea tersebut berbentu saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan,
yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skal vestibule dan skala
timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung
cairan yang disebut endolimfe. Skala festibuli berhubungan dengan skala timpani
melalui lubang kecil yang disebut helikontrema. Skala festibuli berakhir pada
jendela oval (foramen ovale), sedangkan skala timpani berakhir pada jendela
bundar. Antara skala festibuli denga skala media terdapat membran reissner,
sedangkan anrata skala media denga skala timpani terdapat membrane basiler.
Didalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membrane tektorial
yang sejajar dengan membrane basiler.
Didalam
skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi
ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor fibrasi).
Sel- sel rambut tersebut terletak di atara membrane basiler dan membrane tektorial
dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut
saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
4)
Tiga
saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi
tubuh dan menjaga keseimbangan.
2)
Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan
ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga
membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang
pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput,
cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut
akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.
Selain sebagai indera pendengar,
telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan
terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran
yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap
gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini
diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan
menyadari setiap posisi kepala dan badan.
3)
Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan
telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga
yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi
menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara
sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
a.
Tuli,
tuli ada dua macam yaitu:
·
Tuli
konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya
kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan
menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
·
Tuli
saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
b.
Ganguan
telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi
atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent
jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan
telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
c.
Penumpukan
kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga.
Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas
minimal satu kali dalam seminggu.
d.
Kerusakan
gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga
bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat
dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti
atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga
menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
e.
Otosklerosis,
adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus
(dering pada telinga) ketika masih kecil.
f.
Presbikusis,
adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
g.
Rusaknya
reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara
yang amat keras.
3. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang
menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam
rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel
pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab
rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada
bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel
sebagai berikut :
1. Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
1. Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Fungsi bagian indera pembau:
a. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk ketika bernapas
c. Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran
dan sebagai indera pembau
d. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang
ada dalam udara pernapasan
e. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan ke
otak.
Sel-sel pembau mempunyai ujung
dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat
dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera
pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat
sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena
mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat
kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan
sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang
rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini
ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia
tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya
disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus
sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa
disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak.
Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya
supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat
mengalami kelainan. Kelainan-kelainan antara lain sebagai berikut:
1. Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan
oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau
rusak karena infeksi virus.
2. Influenza,
karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga
menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
3. Sinusitis paranasalis, yaitu gangguan
indera penghidu yang terjadi karena radang tulang-tulang tengkorak sekitar
hidung yang berongga dan berisi udara. Anak yang menderita gangguan ini
biasanya sering mengalami batuk pilek. Karena itu, sebaiknya anak dihindarkan
dari faktor pencetus terjadinya serangan batuk pilek seperti udara kering dan
suhu yang hangat.
4. Polip, merupakan gangguan yang terjadi karena adanya tumbuh selaput
lendir hidung yang menonjol. Gangguan polip biasanya dapat diatasi dengan cara
operasi.
4. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang
peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang
tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita
dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima
rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup
pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil
lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan
lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Ada tiga jenis papila yang ada dipermukaan lidah yaitu:
·
Papila
sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah,
berjajar membentuk huruf V.
·
Papila
fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan
ujung dan sisi lidah.
·
Papila
filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila
terbanyak. Papila ini lebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada
pengecap.
Tidak semua bagian lidah peka
terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi
terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi
selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu
manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa
teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan
berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu
sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap
makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
1)
Macam-macam gangguan pada lidah
Pada saat kita makan sambal, kita
sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada
kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang
dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan
oleh makan atau
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent
misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak.
Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
Kelainan pada lidah diantaranya:
a.
Kelainan
kongenital pada lidah:
1.
Microglossi,
yaitu keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia
disebut sindroma Pierre-Robin.
2.
Macroglossi,
yaitu lidah sangat besar, mudah terkena infeksi. Disebabkan kretinisme
kongenital dan idiopatik (mungkin hipotiroid pada ibu). Dapat dijumpai
neurofibroma dan/hemangioma.
3.
Median
rhomboid glossitis, kelainan kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak
tumbuh. Histologisnya seperti radang sehingga ada yang menggolongkannya sebagai
radang namun secara patogenesis kelainan ini bersifat kongenital.
4.
Tuberkulum
impar, pada bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua tuberkulum lateral
lidah, sehingga tanpa epitel dan berbentuk belah ketupat.
5.
Tounge
tie, yaitu lidah seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum
lidah terlalu panjang.
6.
Scrotal
tounge, lidah seperti skrotum dengan fisura-fisura yang terlalu dalam dan
rugae-rugae kasar.
7.
Bifid
tounge, Lidah terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri
terganggu. Tie Tounge, Scrotal Tounge, dan Bifid Tounge merupakan
merupakankelainan kongenital yang secara fungsional tidak mengganggu.Keadaan
dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut
Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia
disebut merupakan Radang Mukosa Mulut dan Gingiva Keadaan dimana lidah lebih
kecil dari normal.
2)
Macam-macam
penyakit pada lidah
1.
Kanker
lidah
Kanker lidah adalah kanker yang terjadi pada lidah.
Kanker lidah adalah jenis umum dan serius dari kanker kepala dan leher. Kondisi
ini biasanya muncul sebagai sel skuamosa (tempat, benjolan putih atau ulkus) pada
lapisan luar lidah. Studi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat
nikotin dan ketergantungan alkohol memiliki insiden yang lebih tinggi kanker
lidah. Lebih dari 10.000 orang Amerika didiagnosa setiap tahun dengan kanker
lidah. Ketika kanker terbentuk di depan dua-pertiga dari lidah, itu
diklasifikasikan sebagai jenis kanker rongga mulut disebut kanker lidah mulut.
Kanker yang berkembang di sepertiga sisanya lidah disebut kanker dasar lidah
dan dianggap sebagai bentuk tenggorokan (orofaringeal) kanker.
a. Penyebab kanker lidah
Asap rokok yang mengepul dalam rongga mulut dan
terkena lidah dapat memicu kanker lidah. Selain asap rokok, kebiasaan minum
alkohol dapat memicu munculnya kanker lidah, selain itu pemakaian gigi palsu
yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetik dapat menjadi penyebab kanker lidah.
b.
Gejala dan tanda
yang dapat muncul pada kanker lidah adalah:
·
biasanya terdapat luka (ulkus) seperti
sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat,
·
mudah berdarah,
·
nyeri lokal
·
nyeri yang menjalar ke telinga,
·
nyeri menelan,
·
sulit menelan,
·
pergerakan lidah menjadi semakin terbatas.
c. Pengobatan kanker lidah
Pengobatan kanker lidah berdasarkan stadium kanker,
umumnya dilakukan dengan operasi, radioterapi atau kemoterapi. Kanker pada
dasar lidah biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi
(kemoradiasi), kadang-kadang diikuti dengan pembedahan.
2.
Sariawan
Sariawan (disebut pula sariawan)
atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa lukapada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan
agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi. Sariawan
merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10%
dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang
daripada pria.
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi
penyebab munculnya sariawan,
seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi,
kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan
kondisi tubuh yang tidak fit. Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga
satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena
kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus
atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan
tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy
atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah
berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.
3.
Geografic tongue
Penyakit ini membuat lidah
seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih
tebal. Gangguan tersebut biasanya terjadi pada anak usia di atas 2 tahun,
seringkali penderita alergi mengalami keluhan seperti ini. Geographic tongue
seringkali terjadi bila terjai gangguan pada saluran cerna. Penyebab gangguan
ini bisa karena alergi makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam,
batuk atau pilek. Gangguan tersebut biasanya disertai gangguan pencernaan
lainnya di antaranya:
a.
Saluran
cerna: mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak. mual pagi hari.
sering buang air besar (bab) 3 kali/hari atau lebih, sulit bab
(obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering
buang angin, berak di celana. sering kembung, sering buang angin dan bau tajam.
sering nyeri perut.
b.
Gigi dan
mulut : nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah
bengkak/berdarah. bibir kering dan mudah berdarah, sering sariawan, lidah putih
& berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
c.
Saluran
napas dan hidung : batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung
buntu, terutama malam dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering
menarik napas dalam.
d.
Kulit :
kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit
nyamuk. warna putih pada kulit seperti ”panu”. sering menggosok mata, hidung, telinga,
sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. kotoran telinga
berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
e.
Pembuluh
darah vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada
tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. berdebar-debar,
mudah pingsan, tekanan darah rendah.
f.
Otot dan
tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari saluran kencing : sering minta kencing, bed wetting
(semalam ngompol 2-3 kali).
g.
Mata : mata
gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). kulit hitam di area bawah
kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
h.
Hormonal
: rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi
badan.
i.
Kepala, telapak kaki/tangan sering teraba hangat. berkeringat
berlebihan meski dingin (malam/ac). keringat berbau.
j.
Fatique
: mudah lelah, sering minta gendong
Perilaku yang sering menyertai
a.
Gerakan
motorik berlebihan anak tidak bisa diam, sering bergulung-gulung di kasur,
menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}. ”tomboy” pada anak perempuan : main
bola, memanjat dll.
b.
Gangguan
tidur malam : sulit tidur bolak-balik ujung ke ujung, tidur posisi “nungging”,
berbicara,tertawa,berteriak, sering terbangun duduk saat tidur,,mimpi buruk,
“beradu gigi”
c.
Agresif
meningkat sering memukul kepala sendiri, orang lain. sering menggigit,
menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
d.
Gangguan
konsentrasi: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi,main game,
baca komik, belajar. mengerjakan sesuatu tidak bisa lama, tidak teliti,
sering kehilangan barang, tidak mau antri, pelupa, suka “bengong”, tapi anak
tampak cerdas
e.
Emosi
tinggi (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala,
negatifisme
f.
Gangguan
keseimbangan koordinasi dan motorik : terlambat bolak-balik, duduk, merangkak
dan berjalan. jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter
”w”.
g.
Gangguan
oral motor : terlambat bicara, bicara terburu-buru, cadel, gagap. gangguan
menelan dan mengunyah, tidak bisa makan makanan berserat (daging sapi,
sayur, nasi) disertai keterlambatan pertumbuhan gigi.
4.
Coated tongue
Coated tongue adalah lapisan
berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas permukaan lidah, yang
disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris makanan, lekosit dari
poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel (Danser et al, 203).
Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi
yang lebih sering untuk coated tongue dari pada pasien yang lebih muda.
Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene dengan
baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari debris
oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan coated tongue akan semakin
bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit meningkat pada
saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi pada
permukaan lidah (Danser et al, 2003). Coated tongue akan menyebabkan terjadinya
penumpukan bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang peka(Quirynen et
al, 2004).
a.
Etiologi
Secara mikroskopis pembentukan coated tongue
berhubungan erat dengan tingkat multipikasi sel epitel, kuantitas dari desmosom
dan granul pada selaput membrane (Danser et al, 2003). Berikut adalah beberapa
presdisposisi terjadinya coated tongue (Scully, 2001):
·
Edentulous
·
Diet
makanan lunak
·
Oral
hygiene yang buruk
·
Puasa
·
Demam
·
Xerostomia
·
Konsumsi
berbagai obat
·
Patofisiologi
Pada
dasarnya, permukaan atas lidah adalah daerah yang rentan iritasi. Iritasi ini
sering disebabkan oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang kasar. Hal
tersebut menyebabkan bagian permukaan lidah membentuk perlindungan berupa
lapisan dari keratin yang menegelupas (telah mati). Pada keadaan tidak normal
keseimbnagan tersebut terganggu sehingga meneyebabkan coated tongue. Coated
tongue juga dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan keratin
tidak terangsang untuk mengelupas (AOMP, 2005)
b.
Gambaran
klinis
Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput
(lesi plak) yang menutupi bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat
berwarna putih kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput terdiri dari
akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan
deskuasmasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengeriokan tanpa
meniggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu
singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully, 2001)
c.
Diagnosis
banding
·
Candidiasis
Candidiasis
merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari
Candida albicans. Pertumbuhan candidiasis berlebih dapat disebabkan oleh
iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek, dan xerostomia. Lesi ini tampak
sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan bergumpal yang dapat dikerok
namun meninggalkan permukaan eritem kasar, atau berdarah. Pada kondisi
candidiasis daerah rongga mulut yang biasanya terkena adalah dorsum lidah,
palatum dan sudut bibir.
·
Hairy
leukoplakia
Hairy
leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia yang menunjukkan
infeksi dan imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak pada tepi lateral
lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan ventralnya. Berasal
dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti rambut dari lapisan
permukaan parakeratotik serta
menimbulkan plak berkerut tebal dan luas berwarna putih. Tepinya tidak berbatas
jelas dan lesi ini tidak hilang bila dikerok (Langlais dan Miller, 1994)
·
Hairy tongue
Hairy
tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang membuat dorsum lidah
tampak seperti berambut. Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat atau
hitam. Warna tersebut adalah akibat dari faktor-faktor intrinsik (organism
kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau). Lesi tersebut biasanya
mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal lidah , menyebar ke
lateral dan ke anterior. Papila filiformis yang terlibat akan beru.bah warna dan memanjang sampai beberapa millimeter.
Hairy tongue biaanya tanpa gejala, namun dalam keadaan yang parah hairy tongue
dapat menyebabkan gatal pada lidah (Langlais dan Miller, 1994)
h. Terapi
Terapi untuk
coated tongue adalah sebagai berikut (Scully, 2001)
a.
Terapi faktor yang
melatarbelakangi terjadinya coated tongue
b.
Meningkatkan oral hygiene
c.
Membersihkan lidah
Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen tongue-scraping yang terbuat dari bahan plastik, atau
dapat digunakan bagian cekung dari sendok sebagai alternatif. Membersihkan
lidah dengan sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat
mengurangi rasa mual saat membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahap-tahap
membersihkan lidah dengan tongue scraper (Danser et al, 2003):
·
Keluarkan lidah dari mulut
sepanjang-panjangnya
·
Perhatikan daerah dengan
akumulais debris pada lidah, debrismya biasanya terletak pada daerah paling
posterior pada dorsum lidah
·
Letakkan tongue scraper
seposterior mungkin pada dorsum lidah
·
Tongue scraper dipastikan dapat
menyentuh seluruh permukaan lidah
·
Berikan tekanan pada scraper
sambil mendorong tongue scraper ke depan perlahan-lahan
·
Bersihkan tongue scraper dari
debris dengan air mengalir. Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat
diambil lagi.
·
Bersihkan dan keringkan tongue
scraper
·
Gunakan peroxide atau asam
ascorbic sebgai obat kumur
5.
Fissured
Tongue
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya
satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.
6.
Atropic
Glossitis
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat
licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil.
Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak
didapatkan pada penderita anemia.
7.
Glossopyrosis
Kelainan
ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam
pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan
kelainan pada syaraf.
8.
Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida
albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat
dikerok.
3)
Gangguan pada selaput lidah
1.
Warna lidah
Warna lidah normal adalah pink.
Bila lidah berubah seperti di bawah ini kemungkinan menderita beberapa
penyakit.
a.
Putih, menunjukkan defisiensi Qi
dan Xue tampak pada superficial (luar) atau sindrom dingin
b.
Kuning, menunjukkan sindrom panas
di dalam
c.
Kuning tua, biasanya dijumpai
pada demam tinggi
d.
Abu-abu, menunjukkan panas atau
dingin di dalam
e.
Merah, menandakan aktivitas panas
tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adantya panas pada jantung.
Jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya gangguan ginjal dan
kandung empedu
f.
Ungu, menandakan adanya aktivitas
statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan
g.
Biru, menandakan adanya aktivitas
dingin yang menyebabkan statis darah
h.
Hitam, menunjukkan penyakit yanh
berbahaya, menunjukkan panas yang kuat/dingin
i.
Hitam keabu-abuan, menunjukkan
adanya penimbunan panas pathogen
j.
Keabu-abuan, kuning, lengket
menunjukkan panas hebat karena kekurangan Yang.
k.
Hitam, kuning, kering dengan
tanduk pada permukaan lidah menunjukkan pemakaian cairan tubuh oleh panas yang
hebat.
2.
Kualitas Lidah
a.
Tebal,
yang menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang disebabkan karena:
·
Yang
defisiensi pada ginjal dan limpa
·
Retensi
dan stagnasi dari dahak-lembab
b.
Tipis,
menunjukkan terjadinya defisiensi darah dan Qi kalau disertai warna pucat, dan
defisiensi Yin kalau disertai warna merah dan tidak ada selaput. Kondisi lidah
yang tipis menunjukkan bahwa kondisi penyakitnya telah menahun. Dapat juga
karena defisiensi Yin yang mengarah pada api hati.
c.
Kering,
menunjukkan adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan tubuh
d.
Kering,
kasar, berduri (rough coating), disebabkan karena cairan Yin menguap/tidak
cukup, bisa juga karena kekurangan/tidak adanya Yang Qi untuk mendorong ke
atas.
e.
Licin,
basah (sliperry coating), menunjukkan retensi lembab di interior.
f.
Berminyak
(greasiness) menunjukkan:
Ø Keadaan lembab
Ø Dyspepsia
Ø Lembab panas karena penekanan Yang Qi oleh pathogen
g.
Koagulasi
(curdiness), menunjukkan naiknya faktor-faktor pathogen busuk dari lambung
karena terjadi excessive panas di lambung
h.
Mengelupas
(exfoliation), merupakan manifestasi kegagalan Yin lambung/gangguan Qi lambung.
Gambar
kualitas lidah
i.
Lidah tak berakar (root – scrapping), menunjukkan :
Ø Kalo
lapisan itu mempunyai akar ( menutup seluruh lidah) menunjukkan excess syndrome
( sindrom panas) dimana Qi lambung dalam keadaan cukup (disebut false coating)
Ø Kalo lapisan
itu tidak punya akar (menutup sebagian lidah saja ) menunjukkan sindrom dingin
dari lambung/ Qi yang kurang dari lambung (true coating).
5. Indera Peraba (Kulit)
Kulit
adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan,
panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Selain menghasilkan keringat, pada bagian
dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kepekaan tersebut disebabkan
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf
indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri
atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang
berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput
dan rangsangannya
Ujung saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
Selain
terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda,
sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang
paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh
permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini
tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak
ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak
kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka
terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan
indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Fungsi
bagian-bagian kulit:
a. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit
penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
c. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d. Otot penggerak rambut berfungsi mengatur gerakan
rambut\
e. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah
keseluruh tubuh.
Kulit dapat mengalami gangguan
dan kelainan. Kelainan-kelainan pada kulit antara lain sebagai berikut:
1. Jerawat
(acne),
ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher,
dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu
pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan
dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama
keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2. Dermatitis,
ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan
tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena
zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan
kondisi tubuh.
3. Skabies/ kudis, disebut pula “seven-year itch”. Penyakit
tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.
4. Biang keringat, dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak,
remaja, atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat
tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat
yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang
disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
5. Panu dan
kurap, merupakan
gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di
daerah lipatan-lipatan kulit yang dipicu oleh kelembapan. Gejala yang tampak
pada gangguan kulit ini antara lain gatal-gatal bersisik, berwarna putih (panu)
dan kemerahan (kurap).
6. Kusta, merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan
oleh Micobacterium leprae. Gejalanya terdapat benjol-benjol kecil berwarna
merah muda atau ungu pada kulit. Benjolan ini dapat menyebar secara berkelompok
hingga sampai ke mata dan hidung serta menyebabkan pendarahan.
7. Bisul / Furunkel, adalah penyakit
kulit berupa benjolan, berwarna merah , akan membesar dan berisi nanah, berdenyut dan terasa panas dan bisa
tumbuh di hampir semua bagian tubuh. Tetapi umumnya lebih sering tumbuh pada
bagian yang lembap seperti sela bokong, lipatan paha, leher, kepala dan ketiak.
Bisul ini disebabkan karena infeksi bakteri Stafilokokus aureus di kulit lewat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak yang bisa menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang bisa memengaruhi tingkat risikonya terkena bisul adalah kebersihan yang buruk, pelemahan diabetes, infeksi luka, kosmetik yang membuat pori tersumbat dan bahan kimia.
Bisul ini disebabkan karena infeksi bakteri Stafilokokus aureus di kulit lewat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak yang bisa menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang bisa memengaruhi tingkat risikonya terkena bisul adalah kebersihan yang buruk, pelemahan diabetes, infeksi luka, kosmetik yang membuat pori tersumbat dan bahan kimia.
8. Campak /
Rubella Campak adalah
penyakit kulit menular yang diakibatkan oleh virus dan biasanya menginfeksi
anak-anak. Gejala awal penyakit campak adalah demam, bersin, pilek, sakit
kepala, badan lesu, berkurangnya nafsu makan dan radang mata. Kemudian timbul
ruam merah yang gatal yang menyebar ke seluruh tubuh.
9. Psoriasis, merupakan penyakit kulit yang sulit didiagnosa. Bagian
tubuh yang biasa terkena eksim sama dengan bagian tubuh yang biasa terkena
psoriasis, ditambah kulit kepala, punggung bagian bawah, telapak tangan, dan telapak
kaki. Stres, trauma, dan tingkat kalsium yang rendah dapat menyebabkan
psoriasis.
Psoriasis bukan penyakit menular, tetapi bersifat menurun. Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit yang terkena hanya kecil, dan semakin lama semakin melebar.
Psoriasis bukan penyakit menular, tetapi bersifat menurun. Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit yang terkena hanya kecil, dan semakin lama semakin melebar.
10. Melanoma, merupakan kanker kulit yang sangat
serius, sehingga dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati. Melanoma adalah
jenis kanker yang menyebabkan perubahan tahi lalat pada kulit, sangat berbahaya
jika muncul pada leher atau kulit kepala. Salah satu tanda terjadinya melanoma
adalah tahi lalat yang membesar. Selain itu terjadi perubahan warna pada tahi
lalat serta terlihat tanda peradangan pada kulit disekitar tahi lalat.
11. Impetigo adalah penyakit kulit menular yang biasanya
disebabkan oleh bakteri. Impetigo menyebabkan kulit menjadi gatal, melepuh
berisi cairan dan kulit menjadi merah. Impetigo sangat mudah terjadi pada anak
berusia dua sampai enam tahun. Bakteri biasanya masuk ke dalam kulit melalui
gigitan serangga, luka, atau goresan. Kebersihan sangat penting bagi orang yang
mengalami impetigo.
DAFTAR PUSTAKA