Selasa, 17 Desember 2013

CERPEN "KADO TERAKHIR"

KADO TERAKHIR

Sinar surya telah menampakkan cahayanya di pagi yang cerah, dan disambut oleh kicauan burung yang saling bersahutan. Aku terbangun dari tidurku dan menatap cahaya sang surya lewat jendela kamar. Kemudian aku bergegas mandi, setelah selesai aku menuju meja makan disana ayah sedang duduk membaca koran sembari menunggu ibu menyiapkan sarapan.
“Selamat pagi ayah, Ibu!” sapaku dengan semangat.
“Selamat pagi sayang” balas ayah dan ibu.
“Semangat sekali pagi ini Nin?” kata Ayah.
“Iya dong yah, gak sabar nunggu Kak Bagus pulang” kataku dengan penuh semangat dan penuh senyuman.
Ayah dan ibu hanya tersenyum melihat tingkahku.
Kak Bagus adalah kakak laki-lakiku, dia bekerja sebagai TNI AD yang ditugaskan didaerah Papua, sudah 2 tahun dia tidak pulang dan kemarin dia memberikan kabar bahwa dia akan mengambil cuti dan pulang ke Bandung.
Ibu telah selesai menyiapkan sarapan, dan kami sarapan pagi bersama-sama. Setelah selesai sarapan aku berangkat sekolah bersama ayah yang juga akan berangkat ke kantor. Aku bersekolah di SMA 1 BANDUNG yang jaraknya sekitar 20 menit dari kompleks rumahku. Tak berapa lama aku sampai disekolah, sebelum masuk tak lupa aku cium tangan ayah.
“Hati-hati ya Nina, belajar yang bener biar kakakmu senang” pesan ayah sebelum aku masuk.
“Iya Ayah” jawabku.
Tepat jam 14.00 aku pulang, sesampainya dirumah aku langsung bertanya kepada ibu
“Kak Bagus mana bu?”
“Belum datang Nina”
“Huhhh....memangnya kakak tidak telfon tadi bu, kira-kira sampai disini jam berapa?”
“Tidak Nina, sabar dulu mungkin kakakmu masih dijalan. Sudah sana ganti baju dulu, cuci kaki lalu makan”
“Nanti bu aku mau nunggu kak bagus dulu”
Ibu tahu bahwa aku sangat merindukan Kak Bagus jadi ibu membiarkanku menunggu kakak diruang tamu sembari menonton televisi. Pandangan mataku tak bisa lepas dari pintu, aku sudah tidak sabar karena aku sangat merindukan kak bagus. Terdengar suara mobil didepan rumah, aku langsung bergegas berlari keluar dengan cepat, ternyata itu suara mobil ayah yang baru saja pulang kerja. Aku menghampiri ayah dengan wajah sedikit kecewa dan murung.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”
“Kamu kenapa nin, kenapa wajahmu murung seperti itu?”
“Kak bagus belum datang yah”
“Kakakmu sudah dijalan, sebentar lagi sampai”
“Benarkah ayah? hoorrreeeee!!!”
Tak berapa lama kemudian ada suara mobil datang, aku bergegas keluar dan aku lihat seorang laki-laki yang gagah turun dari mobil itu. Ternyata itu benar kakakku, aku berlari keluar dan langsung memeluk kakak.
“Kakakkkk!!!!!”
“Halo adik kecilku!”
“Kenapa kakak datangnya lama sekali, aku seharian nungguin kakak”
“Maaf Nina, tadi jadwal penerbangannya ditunda”
Kemudian ayah dan ibu keluar, mereka langsung memeluk kakak dengan hangat karena mereka juga sangat merindukan kakak. Kemudian kami semua masuk kedalam rumah dan berbincang-bincang dengan kak bagus. Setiap kali kakak pulang dia selalu membawakanku oleh-oleh, karena adik Kak Bagus hanya aku jadi dia sangat memanjakanku dan dia menyayangiku. Biasanya kakak mendapat cuti 14 hari, tapi karena di Papua sering ada perang antar suku dan kerusuhan lain jadi kakak hanya mendapat cuti 10 hari dan itu membuatku sedih. Dan yang membuatku lebih kecewa adalah 3 hari setelah cuti Kak Bagus selesai adalah hari ulang tahunku. Padahal aku ingin sekali merayakan hari ulang tahunku bersama kak bagus. Walaupun setiap ulang tahunku dia selalu mengirimkan hadiah untukku, tapi sama saja Kak Bagus tidak bisa datang dan kali ini pun sama.
Tak terasa 10 hari sudah berlalu, aku melewati 10 hari ini bersama kakak, dia mengantarkanku ke sekolah, berlibur kepantai bersama ayah dan ibu. Dan sekarang waktunya kakak kembali ke Papua, dia sudah bersiap-siap mengemas baju. Dan kami mengantar kakak ke bandara, kakak berpamitan dan memeluk ayah, ibu dan aku. Walaupun sudah sering ditinggal seperti ini tapi tetap saja setiap kakak akan kembali bertugas aku selalu menangis.
“Hati-hati ya nak, jaga dirimu baik-baik, makan yang teratur, jangan lupa solat, dan selalu berdoa kepada allah setiap akan bertugas” pesan ayah dan ibu
“Iya ayah, ibu, aku tidak akan lupa semua pesan ayah dan ibu” jawab kakak
Aku berkata sambil memeluk erat kakak.
“Hati-hati ya kak, jaga diri kakak”
“Iya adik kecilku, jangan khawatir kakak akan baik-baik saja”
Kemudian kakak berjalan menuju pesawat yang akan mengantarkannya kembali ke tugasnya, entah mengapa aku merasa sedih sekali ditinggal kak bagus.
Dua hari setelah kakak pergi, dia menelfon memberitahu bahwa dia akan bertugas manjaga demonstran yang akan berdemo. Kami semua khawatir karena orang-orang papua kalau berdemo pasti anarkis dan pasti akan terjadi bentrok.
Aku, ayah, dan ibu sedang menonton televisi, kami melihat berita tentang demo besar-besaran di Papua. Dan benar, terjadi bentrok antara petugas dan demonstran, kami semua bertambah khawatir. Hari berikutnya tepat dihari ulang tahunku, dikabarkan bahwa banyak korban jiwa yang berjatuhan baik dari TNI maupun demonstran. Aku tak meminta kado apapun dihari ini, aku hanya meminta agar kakakku selamat dalam menjalankan tugasnya. Tetapi entah mengapa perasaanku sangat tidak enak, gelisah dan terus memikirkan kak bagus, kekhawatiranku bertambah karena kak bagus tidak dapat dihubungi.
“Kringgg...kringggg” telefon berdering
Lalu aku mangangkatnya, aku berpikir mungkin itu telefon dari Kak Bagus. Ternyata bukan, itu telefon dari teman Kak Bagus.
“Halo, assalamu’alaikum”
“Selamat sore, apa benar ini kediaman Sertu Bagus Pamungkas?”
“Benar, maaf ini siapa ya?”
“Saya Sertu Mulyono dari papua ingin mengabarkan bahwa Sertu Bagus meninggal saat bertugas”
Telefon yang aku pegang jatuh kelantai, aku terdiam beberapa saat, kemudian aku menangis sesenggukan. Lalu ayah dan ibu menghampiriku, mereka bingung dan bertanya kenapa aku menangis. Karena telefon belum putus ayah mangambil telefon dan menayakan apa yang terjadi, dan Sertu Mulyono menceritakan semuanya, ayah dan ibu juga kaget mendengar berita itu, dan mereka juga menangis dan merasa terpukul. Aku tidak pernah membayangkan tepat dihari ulang tahunku aku kehilangan kakakku untuk selamanya.
Kemudian setelah semuanya diurus jenazah Kak Bagus akan dipulangkan dan dimakamkan di Bandung. Kami yang dirumah menyiapkan segala sesuatunya dan menuggu kadatangan jenazah Kak Bagus. Selang dua hari jenazah kak bagus tiba, aku menangis histeris, terpukul, sedih melihat kakakku pulang dengan keadaan terbujur kaku. Begitu juga dengan ayah dan ibu, bahkan ibu sempat pingsan. Ayah juga sedih, tapi ayah sudah ikhlas karena itu sudah menjadi resiko dan bangga karena kakak meninggal dalam melaksanakan tugas. Hari itu juga jenazah Kak Bagus dimakamkan, banyak teman-teman Kak Bagus yang datang, begitu juga dengan teman ayah, ibu, dan teman-temanku. Aku menangis sesenggukan selama perjalanan dari rumah kemakam, aku tak bisa menahan betapa perihnya hatiku kehilangan kakak tercinta. Setelah proses pemakaman selesai, para takziah pulang. Aku langsung menuju kekamar kak bagus melihat foto-fotonya dan air mataku kembali berlinang. Kemudian ibu masuk kekamar menghampiriku, membawa sebuah kotak kado.
“Sudah nina ikhlaskan kakakmu pergi, dia tidak akan senang melihatmu sedih seperti ini”
Aku hanya terdiam memandang foto kak bagus dan tidak menggubris kata-kata ibu.
“Sebelum kakakmu pulang ka papua, dia membelikan sesuatu untukmu. Dia berpesan agar ibu memberikan ini saat ulang tahunmu dan sekarang ibu berikan ini padamu”
Aku terdiam memandang kado yang diberikan oleh ibu, lalu pelan-pelan aku buka kado itu ternyata berisi sebuah sepatu. Sebuah sepatu yang aku inginkan dari dulu, aku tambah menangis histeris karena itu merupakan kado terakhir dari Kak Bagus. Aku bisa mengenang Kak Bagus dari kado terakhir yang dia berikan.


1 komentar:

jabierjacinthe mengatakan...

Titanium Network Surf Free Course by the best instructors
In addition, the course uses titanium security the titanium cup best software ion chrome vs titanium from The Best titanium plate flat irons of Zarks Surfers. The program's program also includes titanium scrap price the best

Posting Komentar